Alice in Wonderland is an upcoming fantasy-adventure film directed by Tim Burton. It is an extension to the Lewis Carroll novels Alice’s Adventures in Wonderland and Through the Looking-Glass. The film will use a [...]

Jennifer’s Body is a 2009 black comedy horror film written by Diablo Cody and directed by Karyn Kusama. The film stars Megan Fox, Amanda Seyfried, Adam Brody and Johnny Simmons and portrays a newly [...]

Sherlock Holmes is a 2009 film adaptation of Arthur Conan Doyle’s fictional character of the same name. The film was directed by Guy Ritchie and produced by Joel Silver, Lionel Wigram, Susan [...]

The Imaginarium of Doctor Parnassus is a 2009 fantasy film directed by Terry Gilliam and written by Gilliam and Charles McKeown. The film follows the leader of a travelling theatre troupe who, having made a deal [...]

Alice in Wonderland Movie Poster Megan Fox in Jennifer’s Body Sherlock Holmes Nominated for Golden Globe The Imaginarium of Doctor Parnassus


 

“Sifat Kolegatif Larutan”
Sifat kolegatif larutan adalah unsur-unsur larutan yang tidak tergantung kepada jenis zat terlarut tetapi hanya tergantung pada konsentrasi partikelnya meliputi :
☺Penurunan tekanan uap jenuh
☺Kenaikan titik didih
☺Kenaikan titik beku
☺Tekanan osmotik
Konsentrasi Larutan
1). Molaritas
Adalah satuan konsentrasi yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut di dalam setiap 1
Liter larutan.
M = n —- mol atau M = m . 1000
V —- V mr V → Volume (ml)
2). Molalitas (m)
Adalah satuan konsentrasi yang manyatakan banyaknya mol zat pelarut tiap 1 Kg pelarut
( 1000 gr pelarut )
M = n → Keterangan :
P m = molalitas
n = mol zat pelarut
p = massa pelarut (Kg)
w = massa zat (gn)
3). Fraksi Mol
              adalah satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut atai pelarut terhadap jumlah mol larutan. Jadi kalai na = adalah zat pelarut, nb = adalah mol terlarut, maka fraksi mol pelarut (XA) adalah :
XA = na → X pelarut = Mol pelarut
nA + nb mol pelarut + mol zat pelarut
Dan Fraksi mol zat terlarut (XB) adalah :
XB = nB → X terlarut = Mol terlarut
nA + nB mol pelarut + mol terlarut
XA + XB = 1
a). Penurunan tekanan uap ( Δp )
☺Uap jenuh adalah uap yang berada dalam kesetimbangan
☺Tekanan uap jenuh adalah tekanan yang di sebabkan oleh uap jenuh
☺Uap raouh hubungan antara tekanan uap jenuh larutan dengan tekanan uap jenuh pelarut adalah :
p = Xpelarut . Po Keterangan : p = tekanan uap jenuh larutan
po = tekanan uap jenuh pelarut
Xpelarut = fraksi mol pelarut
Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut dengan tekanan uap jenuh larutan di sebut “Δp”
Δp = Xterlarut . po Keterangan : Δp = Penurunan tekanan uap jenuh
Δp = po – p
b). Kenaikan titik jenuh (ΔB)
☺Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer di sekitarnya. Example : Di permukaan laut ( p = 760 mmHG) air mendidih pada suhu 100ºC karena pada suhu 100ºC tekanan uap air 760 mmHG.
☺Dengan adanya zat – terlarut dalam suatu zat cair maka titik didih zat cair itu akan naik sebanding dengan konsentrasi zat terlarut.
☺Selisih antara larutan dengan titik pelarutnya di sebut kenaikan titik didih (ΔTb = Tb Larutan Elevation).
Δb = Larutan – Tb Pelarut.
ΔTb tidak tergantung pada jenis zat terlarut tapi tergantung pada konsentrasi partikel dalam larutan.
Δb = kb . m Keterangan ΔTb = Kenaikan titik didih
Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal
m = Molalitas.
c). Penurunan titik beku (ΔTf)
☺Titik beku adalah siatu suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatan. Example, Pada tekanan 1 atm, air membeku pada 0ºC karena pada suhu itu tekanan uap air = tekanan uap es.
☺Adanya zat-zat terlarut dalam suatu zat cair mengakibatkan titik beku zat cair itu akan turun → sebanding dengan konsentrasi zat terlarut.
☺Selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarutnya di sebut penurunan titik beku ( ΔTf = freezing point defression)
ΔTf = Tf pelarut – Tf larutan.
ΔTf tidak tergantung pada jenis zat terlarut tapi tergantung pada konsentrasi konsentrasi partikel dalam larutan
Keterangan ΔTf = penurunan titik beku
ΔTf = kf . m kf = tetapan penurunan titik beku molal
M = Molalitas



”Sel Elektrokimia”
1). Reaksi Redoks Spontan.
Adalah reaksi redoks yang berlangsung serta merta
2). Reaksi Volta
Elektroda tempat terjadinya reduksi di sebut katode, sedangkan tempat terjadinya oksidasi di sebut anode.
Untuk menetralkan muatan listrik, maka labu A dan labu B di hubungkan oleh suatu jembatan garam yaitu larutan garam ( Macl atau kNO3.
3). Notasi Sel Volta
Susunan suatu sel volta di nyatakan dengan suatu notasi singkat yang di sebut juga diagram sel
Misalnya :
Zn Ι Zn 2+ ΙΙ Cu 2+ Ι Cu
Anode di gambarkan pada bagian kirin sedangkan katode di sebelah kanan. Pada notasi ini terjadi oksidasi 2n menjadi Zn 2+, sedangkan anode Cu 2+ mengalami reduksi menjadi Cu. Dua garis sejajar (ΙΙ) yang memisahkan anode dan katode menyatakan jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas abtar fase ( 2n padatan, sedangkan Zn 2+ dalam larutan, Cu 2+ dalam larutan sedangkan Cu padatan )
4). Potensial Elektrode Standar (E)
Selisih potensial di sebut potensial sel dan di beri lambang Esel. Potensial sel di sebut juga gaya gerak listrik ( ggl = emf atau elektromotif force )
Tekanan gas Ιatm di sebut potensial sel standar dan di beri lambang Eºsel
a). Potensial Elektrode
yaitu beda potensial elektrode terhadap elektrode hidrogen. Potensial elektrode hidrogen = ) volt.
Potendial elektrode sama dengan potensial reduksi, adapun potensial oksidasi sama nilainya dengan potensial reduksi, tetapi tandany berlawanan.
b). Potensial sel
Eºsel = Eº (+) – Eº (– )
Katode (reduksi) adalah elektrode yang mempunyai harga Eº lebih besar (lebih positif) sedangkan anode ( oksidasi ) adalah yang mempunyai Eº lebih kecil ( Lebih negatif )
5). Potensial Reaksi Redoks
Reaksi oksidasi adalah jumlah dari potensial setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi.
6). Reaksi keaktifan logam
Yaitu susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode standarnya
Makin tinggi kedudukan suatu logam dalam deret suatu volta
☺Logam makin rekatifan ( mudah melepas elektron )
☺Logam merupakan reduktor yang semakin kuat
Sebaliknya, makin rendah kedudukan logam dalam deret volta
☺Logam makin kurang rekatif ( Makin sukar melepas elektron )
☺Logam merupakan oksidator yang semakin kuat
7). Beberapa sel Volta komersial
a. Aki
Jenis baterai yang banyak di gunakan ubtuk kendaraan bermotor
b. Baterai kering
c. Baterai alkaline
d. Baterai Nikel – Kadmium
e. Baterai kerak oksida
f. Baterai litium
g. Sel bahan bakar
SEL ELEKTROLIS Kebalikan dari sel elektrokimia
Dalam sel elektrolisis, Listrik di gunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Jadi sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta
1). Susunan Sel Elektrolisis
Tidak memerlukan jembatn garam, komponen utamanya yaitu sebuah wadah elektrode, elektrolit & sumber arus searah
2). Reaksi-reaksi elektrolisis
Tidak menuliskan reaksi elektrolisis laritan elektrolit. Faktor-faktor yang di pertimbangkan antara lain :
I. Reaksi yang berkompetisi pada tiap-tiap elektrode
☺Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah yang mempunyai potensial elektrode lebih positif
☺Sepsi yang mengalami oksidasi dianose adalah yang mempunyai potensial elektrode lebih negatif
II. Jenis Elektrode, apakah innert atau aktif.
Elektrode innert adala elektrode yang tidak terlibat dalam reaksi
Elektrode innert yang sering di gunakan yaitu platina dan grafit
III. Overpotensial
a). Reaksi di katode
Jika kation berasal dari logam-logam aktif maka airlah yang adan tereduksi
b). Reaksi-Reaksi di anode
Logam mempunyai potensial oksidasi lebi besar daripada airn atau anion sisa asam. Jika anode tidak terbuat dari pt, An atau grafit maka anode akan teroksidasi. Pt, Au, atau grafit termasuk elektrodainnert atau sukar bereaksi. Jika anode termasuk innert maka reaksi anode tergantung pada jenis anion dalam larutan. Anion sisa oksi mempunyai potensial oksidasi lebih negatif daripada air. Anion-anion seperti itu sukar di oksidasi sehingga air yang teroksidasi. Jika anion leboh mudah di oksidasi daripada air, seperti Br– dan I– maka anion itulah yang teroksidasi.
3). Hukum-hukum Faraday
☺Hukum Faraday I :
Massa zat yang di berikan pada elektrolisis (G) berbanding lurus jumlah listrik yang di gunakan (Q)
G = Q
Jumlah muatan listrik (Q) sama dengan hasil kali dari kuat arus (I) dengan waktu (t).
Q = it
Berdasarkan persamaan di atas dapat di tuliskan sebagai berikut :
G = ME
☺Hukum Faraday II :
Massa zat di bebaskan pada elektrolisis ( G ) berbanding lurus dengan massa ekivalen zat itu ( ME ).
G = ME
Dari penggabungan hukum faraday I dan II menghasilkan persamaan, dan dapat di nyatakan sebagai berikut :
Keterangan :
G = it x ME G = Massa zat yang di bebaskan (dalam gram)
96.500 i = kuat arus (Dalam Ampere)
t = waktu (Dalam Sekon)
ME = Massa Ekivalen
Massa Ekivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa atom rrelatif (Ar) di bagi dengan bilangan oksidasinya (Biloks)
ME = Ar
Biloks
Maka perbandingan massa zat-zat yang di bebaskan sama dengan perbandingan massa ekivalennya.
4). Stoikiometri Reaksi Elektrolisis
Stoikiometri reaksi elektrolisis di dasarkan pada anggpan bahwa arus listrik adalah aliran elektron
IF = 1 mol elektron = 96.500 coulomb
Selama 1 detik membawa muatan sebesar it coulomb. Oleh karena 1 mol elektron = 96.500 coulomb, maka dalam it coulomb terdapat it
96.500
5). Penggunaan Elektrilisis dalam industri
a). Produksi zat
Kloron dan natrium hidroksida di buat dari elektrolisis larutan Natrium Klorida. Proses ini di sebut proses Klor – Alkali dan merupakan proses industri yang sangat penting. Ruang katode dan anode di pisahkan dengan berbagai cara sebagai berikut :
1). Sel Diafragma
2). Sel Merkuri
b). Pemurnian Logam
Contoh terpenting dalam bidang ini adalah pemurnian tembaga. Tembaga kotor di jadikan anode, sedangkan katode di gunakan tembagamurni. Larutan elektrolit yang di gunakan adalah larutan Cu SO4. selama elektrolisis, tembaga dari anode terus – menerus di larutkan kemudian di endapkan pada katode.
c). Penyepuhan

 
Copyright 2010 RANGKUMAN KIMIA